English with Rangga

Teacher Jangan Marah Kalau Orang Tua Murid Kursus Cerewet

Jadi ini curhatan rekan saya di tempat kursus, kebetulan kita part time English teacher di sini, kita ngajar anak-anak yang akan ujian IELTS. Ceritanya rekan saya ini ngajar anak level advance, di tempat kursus ini semua sudah disiapkan, kurikulum mantap untuk menghadapi ujian IELTS, materi, buku, dan teacher-teacher yang berpengalaman dan menyukai tugas mereka.

Tapi tetap saja ada orangtua student yang somehow ‘rewel’, yang saya tangkap dari curhatan rekan saya ini kalau orangtuanya si murid ingin anaknya secepat mungkin bisa bahasa Inggris, khususnya speaking . Mungkin beliau pikir tolak ukur bisa berbahasa Inggris adalah speaking, dan speaking dapat menjadi senjata paling berguna saat ujian IELTS.

Sebagai rekan yang baik (ehem)

Saya mendengarkan keluhan rekan saya ini dengan seksama, mencoba meresapi penderitaannya 😂. Dan saya memberikan respon dengan maksud membantu. Karena jujur saja, hal ini bukan masalah benar atau salah. Hal ini adalah kewajaran dalam mengajar, orangtua yang ingin anaknya tidak hanya sekedar bisa, tapi juga bisa dengan cepat. Dan seorang teacher yang kewalahan meladeni orangtua student-nya.

Masukan dari saya cukup sederhana, dan syukurnya diterima juga oleh rekan saya ini. Saya menyadari satu hal dari keinginan dan kerewelan orangtua si murid, yaitu keinginan dan rewelnya itu bersifat subjektif, tidak ada tolak ukur. Sementara seorang teacher harus menjadi sosok penilai yang pengajar yang objektif, sisi subjektifnya hanya untuk mendukung proses belajar saja. Setidaknya ini yang saya terapkan dan sya sangat bersyukur anak-anak yang pernah menjadi murid saya bisa dibilang sukses dengan karir yang mereka jalani.

Saya menyarankan dua hal untuk rekan saya ini, yang pertama yaitu menyadarinya kalau hal ini wajar dan memang terkadang bikin seorang teacher kewalahan, malah ada yang sampai kesal atau sedih, ngerasa dibuat gagal atau lambat dalam mengajar. Hal ini biasa banget, seorang teacher hanya perlu menerima. Yang kedua responlah orangtua si student tadi dengan data atau feedback yang objektif, berikan kepada beliau data-data pencapaian anaknya, seperti si anak yang sudah bisa mendeskripsikan suasana, menjelaskan kesenangan dan ketidak senangannya, memberikan pertanyaan yang kompleks, dan menjawab pertanyaan yang kompleks. Bisa juga seorang teacher memberikan nilai-nilai yang didapat oleh si murid ketika di kelasnya. Basically, anything that’s data.

Dengan begitu, orangtua student dapat lebih tenang karena menerima data perkembangan anaknya, selanjutnya sebagai tambahan teacher juga bisa memberikan rencana program yang akan digunakan untuk mendukung perkembangan belajar si murid. Again, the trick is to be ready, even better a teacher must be 2 steps ahead in strategy.

Wali atau orangtua murid memiliki karakter yang berbeda-beda, ada yang sangat pasif dan ada yang sangat aktif memantau anaknya, teacher harus tetap bisa menyesuaikan, baik dengan menjalankan inisiatif atau dengan membatasi kondisi tertentu.

Terima kasih!

id_IDIndonesian